Politik

Misteri Awan Venus yang Mengandung Asam Sulfat Pekat

 

Gambar Venus dari gabungan data Magellan NASA dan Pioneer Venus Orbiter. Kredit Gambar: NASA/JPL-Caltech

ANTARIKSA -- Venus adalah planet kedua dari susunan Tata Surya. Ciri paling menonjol dari planet Venus adalah lapisan awan yang mengandung asam sulfat.

Awan asam sulfat Venus ini terletak antara 45-50 dan 65-70 km di atas permukaan planet. Awan di Venus memiliki tebal hingga dua puluh kilometer.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ilmuwan pertama kali mempelajari awan asam sulfat di Venus pada tahun 1960-an dengan menggunakan spektroskopi. Spektroskopi merupakan pengamatan dan analisis cahaya yang dipancarkan dari suatu objek untuk mengetahui sifat-sifatnya.

Dengan spektroskopi, ilmuwan bisa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat awan itu. Misalnya, seberapa terang awan, berapa massanya dan terbuat dari apa awan itu.

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, ilmuwan menyimpulkan keberadaan asam sulfat di awan-awan ini pada tahun 1973. Penelitian ini kemudian dikonfirmasi oleh analisis in situ selama misi Venera-12 Uni Soviet pada tahun 1978, dan misi Pioneer Venus di Amerika Serikat pada tahun 1979.

Asam sulfat ini membentuk sebagian besar komposisi awan Venus. Selain asam sulfat (H2SO4), awan Venus mengandung sulfur dioksida (SO2).

Di atmosfer bagian atas Venus, karbon dioksida (CO2) diuraikan oleh radiasi ultraviolet matahari dalam fenomena yang dikenal sebagai fotolisis. Oksigen (O) sisa fotolisis ini bereaksi dengan sulfur dioksida (SO2) membentuk sulfur trioksida (SO3).

SO3 kemudian bereaksi dengan air (H2O) di atmosfer Venus membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat menjadi cair karena tekanan dari gas belerang di sekitarnya.

Beberapa tetesan H2SO4 ini bermigrasi melalui atmosfer atas Venus ke atmosfer bawah dengan kecepatan lambat 1 milimeter per detik. Saat turun, asam sulfat menguap pada ketinggian 40 km di atas permukaan Venus.

Awan Venus memiliki sifat yang sangat padat. Awan Venus tersebut memantulkan 70 persen sinar matahari yang menyinarinya, hal ini menyebabkan kecerahan Venus yang sangat tinggi. Itulah sebabnya Venus sangat terang.

Meski terdengar mustahil ada kehidupan di planet Venus, ilmuwan masih mencari tahu apakah mungkin ada bakteri yang bisa hidup pada suhu tinggi seperti pada atmosfer Venus.

Ilmuwan berspekulasi mungkin ada kehidupan mikroba di sekitar awan Venus. Studi baru yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan bahwa bahan dasar penyusun kehidupan (basa asam nukleat) bisa stabil dalam asam sulfat pekat, seperti sifat awan di Venus.

Temuan ini menunjukkan bahwa atmosfer Venus mungkin dapat mendukung senyawa kimia kompleks yang dibutuhkan kehidupan untuk bertahan hidup.

Studi ini dipimpin oleh Profesor Sara Seager, astrofisikawan dan ilmuwan planet di MIT dkk. Makalah yang menyajikan temuan mereka baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Misi ke Venus
Pada tahun 1961 dan 1962, wahana antariksa Soviet Venera 1 dan 2 serta NASA Mariner 1 dan 2 menjadi misi pertama yang menjelajahi Venus dan memeriksa atmosfernya.

Penjelajahan ini menunjukkan adanya atmosfer yang sangat padat, panas terik, dan isotermik, yang berarti hanya terdapat sedikit variasi suhu antara siang dan malam serta sepanjang tahun.

Rekan peneliti Dr. Janusz J. Petkowski mengatakan di Venus ada awan asam sulfat dengan kandungan air yang sangat sedikit. “Oleh karena itu, jika ada kehidupan di awan Venus, dan masih menggunakan air sebagai pelarutnya, maka harus ada adaptasi yang belum pernah ada sebelumnya di Bumi,” ujarnya dilansir dari Universe Today

Makalah berfokus pada eksplorasi kemungkinan zat organik yang bisa bertahan dalam asam sulfat pekat. Ilmuwan menemukan bahwa basa asam nukleat adenin, timin, guanin, sitosin, dan urasil stabil dalam asam sulfat pekat dengan rentang konsentrasi 80 hingga 98 persen pada suhu kamar.

"Kami telah memastikan stabilitasnya dengan spektroskopi UV dan spektroskopi NMR, dan tidak ada reaktivitas dan degradasi yang terdeteksi setelah inkubasi dalam asam sulfat pekat hingga 2 minggu," ujar para ilmuwan.

Mereka mencatat bahwa kimia organik tidak sama dengan kehidupan. Namun kehidupan tidak dapat terjadi tanpanya. Meskipun hasil ini tidak menunjukkan adanya kehidupan di atmosfer Venus, namun hasil ini menegaskan bahwa proses organik yang diperlukan untuk kehidupan pasti bisa terjadi.

Di masa depan, ilmuwan terus akan meluncurkan misi untuk menjelajahi planet Venus. Ilmuwan akan menyelidiki atmosfer Venaus dengan instrumen bernama DAVINCI+ dan (VERITAS), yang keduanya dapat menjelajahi Venus pada tahun 2028.

China juga akan mengirimkan wahana Venus Volcano Imaging and Climate Explorer (VOICE) untuk mengeksplorasi sejarah geologi, evolusi, dan potensi kelayakhunian Venus. Wahana ini kemungkinan diluncurkan pada tahun 2026 dan tiba pada tahun 2027.

Ada juga usulan misi Rocket Lab Mission to Venus. Misi dijadwalkan diluncurkan pada Januari 2025. Ini merupakan misi pribadi pertama yang menjelajahi awan Venus dan mencari tanda-tanda bahan organik.

Selanjutnya, akan ada program MIT's Morning Star Missions to Venus yang akan mengirimkan serangkaian wahana ke Venus untuk mempelajari awannya untuk mencari tanda-tanda kehidupan dan menyelidiki kondisi kelayakan huni. Program ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2041 dengan peluncuran misi pengembalian sampel atmosfer dan awan (ACSRM), yang akan membawa sampel atmosfer Venus kembali ke Bumi untuk dianalisis secara mendetail.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

the alchemist