Kota Meksiko Kekeringan, Air Minum Habis dalam Beberapa Bulan Lagi
ANTARIKSA -- Kota Meksiko sedang menghadapi kekurangan air yang parah akibat kekeringan. Bahkan, seluruh warga di kota terancam tidak lagi mendapat air layak minum dalam beberapa bulan ke depan.
Kota besar dan sekitarnya, yang dihuni sekitar 22 juta orang, telah menderita kekeringan sedang hingga luar biasa sejak awal tahun 2024. Dalam upaya menghemat air, para pejabat telah membatasi akses air bagi banyak penduduk hingga sekitar satu jam saja per hari.
Kombinasi beberapa faktor, termasuk berkurangnya curah hujan, meningkatnya suhu, bocornya infrastruktur, dan meluasnya wilayah perkotaan, semakin mendorong pasokan air di kota tersebut ke jurang kehancuran. Tanpa tindakan drastis, para ahli telah memperingatkan bahwa 'hari nol', ketika layanan air bersih yang tersedia secara gratis di seluruh kota akan runtuh, hanya tinggal beberapa bulan lagi.
"Kami mengekstraksi air dengan kecepatan dua kali lipat dari kecepatan pengisian kembali akuifer (lapisan tanah yang mengandung air). Hal ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, terdampak pada sistem air, dan penurunan permukaan tanah," kata Jorge Alberto Arriaga, Koordinator Jaringan Air untuk Universitas Otonomi Nasional Meksiko kepada surat kabar Spanyol El Pais.
Baca Juga: NASA Kirim Pesawat Antariksa Kembar ke Ujung Bumi, Mengukur Perubahan Iklim
Sekitar 60 persen air di Kota Meksiko berasal dari akuifer bawah tanah dan sisanya dipompa dari luar kota. Namun akuifer telah digunakan secara berlebihan, menyebabkan daratan tenggelam dengan kecepatan sekitar 51 sentimeter per tahun sejak tahun 1950.
Sebaliknya, air yang dipompa dari luar rentan terhadap kebocoran, dengan 40 persen isinya hilang saat transit. Dan karena sebagian besar tanah yang tadinya permeabel kini ditutupi beton, air tidak serta merta merembes kembali ke akuifer.
Menurut Reuters, sistem air terbesar di sana, Sistem Cutzamala, hanya memompa 39,7 persen dari kapasitas penuhnya pada akhir Januari. Angka ini turun dari 41 persen pada bulan Desember, dan turun tajam dari 54 persen pada Januari 2023.
Situasi kota itu diperparah oleh geografi dan sejarahnya. Terletak di dataran tinggi, tempat ini pernah menjadi lokasi Kota Tenochtitlan, suku Aztec. Itu adalah sebuah kota yang didirikan di sebuah pulau bernama Danau Texcoco dan dibangun melalui jaringan kanal, jembatan, dan pulau buatan yang cerdik.
Setelah menaklukkan Tenochtitlan pada tahun 1521, Spanyol merobohkan kota tersebut dan mengeringkan danaunya. Di atas dasar danau yang lembut dan liat itu, mereka mendirikan Kota Meksiko. Dampaknya, kota metropolitan rentan terhadap gempa bumi, rusaknya siklus air alami, dan kekeringan.
Baca Juga: Perubahan Iklim Mendorong Bumi ke Wilayah Asing yang tidak Layak Huni
Perubahan iklim dan pola iklim El Nino tahun ini menjadi salah satu yang membuat kekeringan semakin lama dan parah. El Nino telah meningkatkan suhu di kawasan Kota Meksiko dan di seluruh Amerika Latin.
Untuk mengatasi masalah ini, para pejabat mengatakan akan mulai menggali lebih banyak sumur di sekitar kota. Mereka juga akan meningkatkan pengolahan air limbah untuk memastikan semua penduduk mendapatkan cukup air.
Apakah upaya-upaya ini bisa mencegah 'hari nol' atau tidak, atau apakah hari itu sudah mulai tiba, masih harus dilihat. “Kita harus mempertimbangkan bahwa 'hari nol' adalah sekarang, karena sungai-sungai terkontaminasi, mata air dieksploitasi secara berlebihan, inilah yang harus kita pahami,” kata Jose Antonio Rodriguez Tirado kepada Forbes Meksiko. Ia adalah konsultan pengelolaan air yang memberikan nasihat kepada Kamar Deputi Meksiko tentang krisis tersebut. Sumber: Live Science
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/placeholder.jpg)