Vesta, Asteroid Terbesar di Tata Surya
ANTARIKSA -- Sejarah tata surya tidak telepas dari asteroid, jutaan batuan yang melayang di luar angkasa. Puing sisa-sisa pembentukan planet itu ikut mengorbit matahari di wilayah sabuknya sendiri.
Ukuran asteroid bervariasi dan yang terbesar di tata surya adalah adalah Vesta dengan diameter sekitar 329 mil atau 530 kilometer. Dan asteroid terkecil adalah puing batu yang lebarnya kurang dari 10 meter. Dari jutaan asteroid yang ada, massa totalnya kurang dari massa Bulan kita di Bumi.
Vesta ditemukan pada 29 Maret 1807 oleh astronom Heinrich Wilhelm Olbers. Dengan lebar dua kali luas California, Vesta adalah objek terbesar kedua di sabuk asteroid setelah planet kerdil Ceres. Nama terakhir sempat disebut sebagai asteroid terbesar, sebelum ilmuwan menyadarinya lebih mirip planet.
Vesta memiliki banyak fitur permukaan unik yang membuat para ilmuwan penasaran. Misi Dawn NASA mengelilingi Vesta dari 16 Juli 2011 hingga 5 September 2012. Saat itu Dawn menuju ke planet kerdil Ceres.
Asteroid raksasa itu hampir bulat, sehingga hampir diklasifikasikan sebagai planet kerdil lainnya. Tidak seperti kebanyakan asteroid yang dikenal, Vesta telah terpisah menjadi kerak, mantel, dan intinya, sebuah karakteristik yang dikenal sebagai terdiferensiasi, seperti Bumi.
Dawn juga menemukan dua cekungan kolosal di wilayah selatan Vesta, yaitu cekungan Rheasilvia selebar 500 km dan kawah Veneneia selebar 400 km. Dua cekungan bekas tumbukan itu terlihat jelas dalam gambar yang diambil Teleskop Luar Angkasa Hubble.
Data Dawn menunjukkan lebar Rheasilvia adalah 95 persen dari diameter rata-rata Vesta dan kedalamannya sekitar 12 mil. Puncak pusatnya menjulang 12-16 mil dan lebarnya lebih dari 100 mil, membuatnya sedikit lebih kecil dibanding gunung terbesar di tata surya, Olympus Mons di Mars.
Dua kali tumbukan besar di Vesta menyebabkan satu persen dari bagiannya terlempar. Puing-puing tersebut, mulai dari pasir dan kerikil hingga bongkahan batu dan asteroid yang lebih kecil (Vestoids), terlontar ke luar angkasa dan memulai perjalanannya sendiri di tata surya. Ilmuwan percaya bahwa sekitar 6 persen dari semua meteorit yang kita temukan di Bumi adalah hasil dari tabrakan kuno di luar angkasa. Sumber: NASA.GOV