Sains

Komet Terbesar yang Pernah Dilihat Mendekati Bumi pada 2031

Gambar yang diambil Dark Energy Survey menunjukkan Komet Bernardinelli-Bernstein pada Oktober 2017. Gambar: Dark Energy Survey/DOE/FNAL/DECam/CTIO/NOIRLab/NSF/AURA/P. Bernardinelli & G. Bernstein.
Gambar yang diambil Dark Energy Survey menunjukkan Komet Bernardinelli-Bernstein pada Oktober 2017. Gambar: Dark Energy Survey/DOE/FNAL/DECam/CTIO/NOIRLab/NSF/AURA/P. Bernardinelli & G. Bernstein.

ANTARIKSA -- Komet Bernardinelli-Bernstein, yang diidentifikasi pada tahun 2021, secara resmi menjadi komet terbesar yang pernah diamati manusia, mengalahkan ukuran komet Hale-Bopp yang sebelumnya di posisi teratas. Rekor baru itu dilaporkan di situs pracetak arXiv dan segera diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics Letter.

Hale-Bopp ditemukan pada tahun 1995 dan terlihat dengan mata telanjang pada 1996 dengan lebar 46 mil atau 74 kilometer. Sementara Bernardinelli-Bernstein yang dikenal sebagai komet 2014 UN271, telah dipastikan selebar 85 mil atau 137 km.

Nama komet Bernardinelli-Bernstein diambil dari nama penemunya, ahli kosmologi Universitas Pennsylvania, Gary Bernstein dan sarjana postdoctoral Universitas Washington, Pedro Bernardinelli. Mereka pertama kali melihat komet itu dalam kumpulan data Survei Energi Gelap.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gambar-gambar yang menunjukkan komet tersebut berasal dari tahun 2014. Karena itu, tahun tersebut masuk dalam penunjukan ilmiah resmi komet. Bernardinelli dan Berstein memperhatikan titik kecil bergerak saat mereka mempelajari gambar dari tahun-tahun berikutnya.

Pada saat itu, komet terlalu jauh bagi para peneliti untuk mendapatkan ukuran yang akurat. Komet itu berasal dari Awan Oort, awan bongkahan es dan batu yang melayang di tepi tata surya. Ia berada sejauh satu tahun cahaya dari matahari dan membutuhkan 5,5 juta tahun untuk menyelesaikan satu kali orbit.

Komet saat ini sedang menuju ke bagian dalam tata surya dan akan mendekati Bumi pada tahun 2031. Menurut Live Science, selama pendekatannya, ia akan tetap berada di luar orbit Saturnus. Jadi, ia berada pada zona lintasan aman untuk bumi.

Penelitian baru ini dipimpin oleh Emmanuel Lellouch, seorang astronom di Observatoire de Paris. Ia menggunakan data Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Amerika Selatan yang diambil pada Agustus 2021 ketika komet itu berjarak 19,6 AU. Oh ya, AU adalah jarak antara bumi dan matahari yang artinya satu AU = 93 juta mil atau 150 juta kilometer. Satu AU dapat ditempuh dalam 8 menit cahaya.

Para peneliti mempelajari radiasi gelombang mikro yang berasal dari komet. Dari panjang gelombang cahaya yang dipantulkan, tim dapat menyimpulkan ukurannya. "Ini adalah jarak terpanjang, di mana jenis pengukuran ini telah dilakukan sebelumnya," tulis para peneliti dalam makalah baru mereka.

Menurut para peneliti, Bernardinelli-Bernstein kemungkinan akan menyusut signifikan pada saat mendekati Bumi. Sebab, saat komet semakin dekat dengan matahari, ekor debu dan gasnya akan mengembang, namun struktur utamanya akan meleleh dan menyusut.

Komet itu tidak akan terlihat dengan mata telanjang, tetapi para ilmuwan berharap bisa belajar banyak tentang objek yang berasal dari Awan Oort. "Teleskop besar seperti Atacama Array akan memungkinkan para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang komposisi kimia komet saat melintas," tulis Lellouch dan rekan-rekannya. Mereka juga harus segera mengetahui lebih banyak tentang suhu, putaran, dan bentuk komet tersebut.

Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -