Rumania Tandatangani Perjanjian Artemis Saat NASA Tertekan

ANTARIKSA — Rumania pada Rabu, 1 Maret 2022, menjadi negara ke-16 yang menandatangani Artemis Accords yang dipimpin Badan Antariksa Amerika (NASA) untuk kerja sama dalam eksplorasi ruang angkasa. Sementara, NASA sendiri saat ini sedang dalam tekanan oleh kongres terkait biaya dan jadwal pasti misi mendaratkan manusia ke bulan itu.
Kepala Badan Antariksa Rumania, Marius-Ioan Piso menandatangani perjanjian dalam sebuah upacara di Bucharest yang dihadiri langsung oleh David Muniz, kuasa usaha AS untuk Rumania, dan secara virtual oleh Administrator NASA Bill Nelson. NASA pada Oktober 2020 mengumumkan Artemis Accords dengan delapan negara, termasuk AS, sebagai penandatangan awal.
Dokumen tersebut menguraikan prinsip-prinsip kerja sama dalam eksplorasi ruang angkasa, mulai dari berbagi data hingga hak untuk memanfaatkan sumber daya ruang angkasa. Rumania dan tujuh negara lain, campuran mitra luar angkasa tradisional dan baru, telah bergabung dengan kesepakatan sejak saat itu.
"Sekarang lebih dari sebelumnya, penting bagi kita untuk bekerja sama melintasi batas-batas internasional untuk memperkuat kemitraan dan memastikan penggunaan luar angkasa untuk tujuan damai,” kata Nelson dalam sebuah pernyataan.
“Bergabungnya Rumania dengan Artemis Accords adalah langkah penting untuk mencapai tujuan ini.”
Piso tidak menyatakan peran apa yang dicari Rumania dalam program Artemis yang membuatnya menandatangani kesepakatan tersebut. Ia hanya mengatakan semangat kolaborasi menjadi pendorong utama bagi mereka untuk bergabung dalam upaya eksplorasi bulan.
"Di antara manfaat nyata yang muncul dari keikutsertaan dalam program unik ini, kami melihat Artemis juga sebagai penarik generasi muda terhadap sains, penemuan, inovasi, hal-hal yang masih belum bisa dilakukan robot,” kata dia.
Rumania adalah anggota kelima Badan Antariksa Eropa (ESA) yang menandatangani kesepakatan, bergabung dengan Italia, Polandia, Luksemburg, dan Inggris. Prancis juga telah menyatakan minatnya untuk menandatangani kesepakatan, tetapi belum melakukannya.
NASA mengatakan, negara-negara lain dapat menandatangani kesepakatan tersebut pada bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang. Namun, mereka tidak menyebutkan negara mana kandidatnya.
“Dengan banyak negara dan pemain sektor swasta yang melakukan misi dan operasi di ruang angkasa, sangat penting untuk menetapkan seperangkat prinsip umum untuk mengatur eksplorasi sipil dan penggunaan luar angkasa,” kata Direktur Kantor Urusan Luar Angkasa di Departemen Luar Negeri AS, Valda Vikmanis-Keller selama diskusi panel pada 23 Februari oleh Institut Kebijakan Luar Angkasa Universitas George Washington.
“Kami ingin memperluas jumlah negara yang berkomitmen pada Kesepakatan Artemis.”
Tekanan dari kongres
Beberapa hari lalu, anggota Kongres AS khawatir dengan biaya yang membengkak dan jadwal yang tidak berjalan sesuai rencana. Mereka mendesak NASA merinci lebih lanjut tentang manajemen dan strategi keseluruhan dari rencana eksplorasi bulan, Artemis.
Pada sidang Rabu, 1 Maret 2022, oleh subkomite luar angkasa //House Science Committee//, anggota kedua belah pihak mengatakan mereka tidak sabar menunggu rencana yang telah lama dijanjikan NASA. Badan tersebut menjanjikan bagaimana pengelolaan Artemis ke bulan, sambil memastikannya untuk mendukung misi manusia ke Mars.
“Bagaimanapun, Artemis menghadapi tantangan yang signifikan. Dewan penasehat, review dan audit membunyikan peringatan,” kata Ketua Subkomite, Rep Don Beyer (D-Va).
“Penundaan jadwal dan peningkatan biaya selama bertahun-tahun, kebingungan jenis kontrak, dan pendekatan yang belum dicoba untuk organisasi, serta (madalah) manajemen hanyalah beberapa dari kekhawatiran yang telah diangkat." Baca: Misi Artemis Tunda Terus, Kongres Desak NASA Jelaskan Biaya dan Jadwal Pasti.
Sumber: SpaceNews
