Mengapa Gempa Turki dan Suriah Begitu Mematikan? Kronologi Lengkap Menurut Ahli
ANTARIKSA -- Gempa bumi pada Senin, 6 Februari 2023 di Turki dan Suriah sangat mematikan karena wilayah tersebut berada di perbatasan antara beberapa lempeng tektonik. Sementara kondisi tanah dan bangunan membuat gempa bumi yang kuat mengobral kehancuran.
Lebih dari 12.000 orang tewas dan puluhan ribu lainnya terluka dan kehilangan tempat tinggal setelah gempa dahsyat yang diikuti sejumlah gempa susulan. Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang disebabkan oleh retakan sepanjang 100 kilometer antara lempeng tektonik Anatolia dan Arab, terpusat di dekat Kota Nurdagi, di Turki selatan pada pukul 4.15 pagi waktu setempat. Guncangan merobohkan bangunan dan meninggalkan ribuan orang terperangkap di bawah reruntuhan.
Di tengah upaya pencarian dan penyelamatan masyarakat yang panik, beberapa gempa susulan, termasuk bermagnitudo 7,5 menambah kehancuran. Korban tewas yang terus bertambah telah menjadikan gempa tersebut salah satu yang paling mematikan setelah gempa Tohoku di Jepang. Peristiwa kelam pada 2011 silam bahkan memicu tsunami yang menewaskan hampir 20.000 orang dan menyebabkan bencana nuklir.
Sejauh ini, jumlah korban meninggal gempa Nurdagi adalah yang paling mematikan ketiga di Turki dalam satu abad terakhir. Dua terdahsyat lainnya adalah gempa Izmit tahun 1999, yang menewaskan lebih dari 17.000 orang dan gempa Erzincan tahun 1939, yang menewaskan hampir 33.000 orang.
Namun mengapa gempa bumi di wilayah ini begitu mematikan? Jawabannya, sebagian, terletak pada lempeng tektonik yang rumit, tanah lunak, dan konstruksi bangunan tahan gempa yang tidak rata. Baca: Mengenal HAARP Militer AS yang Dituding Penyebab Gempa Turki
Turki tenggara dan Suriah barat laut rentan terhadap aktivitas seismik yang berbahaya karena terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik besar; Afrika, Anatolia, dan Arab. Ketika tiga lempeng-lempeng itu bertumbukan, sudah pasti akan menyebabkan gempa bumi.
Gempa pada Senin kemungkinan berasal dari Patahan Anatolia Timur, tempat lempeng Arab dan Anatolia terkunci bersama oleh gesekan. Setelah beberapa dekade, kedua lempeng perlahan menarik diri ke arah yang berlawanan. Ketegangan kuat yang terkumpul di antara kedua lempeng membuat titik kontak mereka terkoyak dalam pecahan serangan slip. Momentum itu menarik lempeng secara tiba-tiba dan melewati satu sama lain secara horizontal sehingga melepaskan energi dalam bentuk gelombang seismik. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa tekanan pada patahan telah terjadi selama berabad-abad.
"GPS menunjukkan bahwa melintasi Patahan Anatolia Timur, blok bergerak sekitar 15 milimeter per tahun relatif satu sama lain. Gerakan itu membentangkan kerak melintasi patahan," kata Judith Hubbard, asisten profesor tamu ilmu bumi dan atmosfer di Cornell University yang menulis di Twitter.
"Gempa berkekuatan 7,8 mungkin (karena) tergelincir rata-rata 5 meter. Jadi, gempa hari (Senin) ini disebabkan sekitar 300 tahun peregangan lambat," kata dia. Baca: Kehancuran Gempa Turki Membuat Astronot di ISS Tertegun, Auto Kirim Doa
Setelah patahan pecah, dampak bencana itu diperbesar oleh beberapa faktor. Sesar Anatolia Timur mengular di bawah wilayah berpenduduk padat dan gempa pada Senin merupakan gempa dangkal, hanya 18 km di bawah permukaan bumi. Ini berarti energi gelombang seismik gempa tidak banyak menghilang sebelum mulai mengguncang rumah-rumah penduduk.
Begitu gedung-gedung berguncang, tanah sedimen lunak di wilayah itu membuat guncangan lebih keras danm meruntuhkan. Hal itu mungkin bisa berkurang jika fondasinya bertumpu pada batuan dasar. Menurut US Geological Survey (USGS), tanah Nurdagi cukup lembab sehingga mudah mengalami pencairan dalam jumlah yang signifikan. Artinya, selama guncangan hebat gempa, tanah lebih berperilaku seperti cairan daripada padatan.
Sulit menyaksikan bahwa gempa Turki itu benar-benar muncul...
Baca juga:
Mengenal HAARP Militer AS yang Dituding Penyebab Gempa Turki
HAARP AS Penyebab Gempa Turki? Huge Chavez dan Pakar Konspirasi Pernah Mengingatkan Itu
Gempa Turki, PBB Aktifkan Satelit Pemetaan Darurat untuk Situasi di Lapangan
Walau Mematikan, Gempa Bumi Ternyata Ada Manfaatnya
Gempa Turki dan Suriah, Bagaimana Satelit Membantu Penyelamatan Korban?