Space Force AS Siapkan Pertempuran Antariksa untuk Menghadapi China
ANTARIKSA — Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat, Frank Kendall mengatakan, pihaknya harus mulai mempersiapkan kemungkinan perang di ruang angkasa. Hal itu akan menjadi prioritas anggaran militer yang akan diajukan untuk tahun 2024.
Dalam pidato utama di Simposium Perang Udara Asosiasi Angkatan Udara AS pada Kamis, 3 Maret 2022, Kendall mengatakan, dia telah mengarahkan Angkatan Luar Angkasa atau Space Force fokus pada bagaimana membuat sistem ruang angkasa AS cukup tangguh untuk bertahan saat diserang. Seluruh kekuatan militer AS, kata dia, dirancang untuk era di mana musuh potensial mereka tidak memiliki sistem ruang angkasa yang secara aktif mengancam pasukan gabungan terestrial AS.
“Kami baru mulai mendefinisikan, dan belum sepenuhnya memiliki sumber daya, sistem ruang angkasa yang kami perlukan untuk mengamankan negara,” kata Kendall.
Kendall mengeluarkan daftar prioritas yang disebutnya sebagai keharusan operasional untuk Angkatan Udara dan Angkatan Luar Angkasa. Kedua angkatan bersenjata diharuskan membentuk permintaan anggaran mereka sehingga lebih siap untuk bersaing dengan China.
"Di bagian atas daftar adalah tatanan pertempuran ruang angkasa yang tangguh," kata Kendall.
Tatanan pertempuran adalah istilah militer untuk bagaimana kekuatan terstruktur, terorganisir, dan dilengkapi untuk pertempuran. Kendall ingin Space Force berpikir seperti itu saat merencanakan investasi masa depan.
"Luar angkasa sangat erat dengan semua yang dilakukan militer kita. AS dan sekutunya bergantung pada ruang angkasa untuk berbagai layanan militer, (seperti) komunikasi, intelijen, penargetan, navigasi, dan peringatan rudal. Musuh potensial kami telah menerjunkan versi mereka sendiri dari layanan ini dan juga menggunakan berbagai cara untuk menyerang sistem AS.”
Atas arahan Kendall, Space Force bulan lalu mengeluarkan permintaan informasi kepada industri tentang bagaimana konstelasi dapat dilindungi dengan lebih baik dan dibuat lebih tangguh.
Prioritas lain dalam daftar prioritas Kendall adalah teknologi untuk melacak target bergerak, termasuk penggunaan sensor luar angkasa. “Target yang menarik adalah target seluler udara, darat, dan maritim yang terkait dengan tindakan agresi kekerasan, seperti yang baru saja kita lihat di Eropa (serangan Rusia ke Ukraina) atau invasi ke Taiwan (serangan China ke Taiwan).”
Menurut dia, Angkatan Udara AS saat ini masih menggunakan sistem yang tua dan rentan, seperti pesawat radar JSTARS dan AWACS. “Idealnya kami lebih suka melakukan fungsi-fungsi ini dari luar angkasa, yang seharusnya lebih hemat biaya, tetapi itu bukan satu-satunya kemungkinan,” kata dia.
Kendal mengatakan, pengembangan teknologi yang diperlukan untuk melacak target bergerak dari luar angkasa membutuhkan waktu. Karena itu, Angkatan Udara dapat mengejar opsi lain. "Ada kebutuhan mendesak untuk mengganti beberapa sistem warisan kita yang menua," kata Kendall.
Sumber: Space News