News

Wajah Manusia Tertua di Mesir Berhasil Direkonstruksi, Lihat Hasilnya

Para peneliti menciptakan dua perkiraan wajah seorang pria Mesir kuno menggunakan fotogrametri. Gambar: Moacir Elias Santos dan Cicero Moraes
Para peneliti menciptakan dua perkiraan wajah seorang pria Mesir kuno menggunakan fotogrametri. Gambar: Moacir Elias Santos dan Cicero Moraes

ANTARIKSA -- Perkiraan wajah manusia yang hidup 30.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang disebut Mesir dapat memberikan petunjuk tentang evolusi manusia. Pada tahun 1980, para arkeolog menggali sisa-sisa kerangka pria itu di Nazlet Khater 2, sebuah situs arkeologi di Lembah Nil Mesir.

Analisis antropologi mengungkapkan bahwa pria itu berusia antara 17 dan 29 tahun ketika meninggal dunia, dengan tinggi sekitar 160 sentimeter dan keturunan Afrika. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 Maret 2023, kerangka itu adalah contoh tertua Homo sapiens yang ditemukan di Mesir dan salah satu yang tertua di dunia.

Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang lelaki itu selain bahwa dia dimakamkan di samping kapak batu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lebih dari 40 tahun kemudian, kini tim peneliti dari Brasil telah membuat perkiraan wajah pria tersebut menggunakan belasan gambar digital yang mereka kumpulkan dari melihat sisa-sisa kerangkanya. Tulang belulang itu merupakan bagian dari koleksi di Museum Mesir di Kairo.

"Kerangka itu memiliki sebagian besar tulang yang diawetkan, meskipun ada beberapa yang hilang, seperti tidak adanya tulang rusuk, tangan, bagian tengah bawah dari tibia kanan (tulang kering) dan (tulang) bagian bawah kiri tibia, serta kaki," kata penulis utama penelitian itu, Moacir Elias Santos, seorang arkeolog dari Museum Arkeologi Ciro Flamarion Cardoso di Brasil. Tapi, kata dia, struktur utama untuk perkiraan wajah, tengkoraknya, terpelihara dengan baik.

Salah satu ciri tengkorak yang menonjol bagi para peneliti adalah rahang dan perbedaannya dari rahang bawah manusia modern. Sebagian tengkorak juga hilang, tetapi tim itu menyalin dan mencerminkannya menggunakan sisi tengkorak yang berlawanan dan menggunakan titik data dari pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) dari donor virtual yang masih hidup.

"Tengkorak, secara umum, memiliki struktur modern, tetapi sebagian memiliki elemen kuno, seperti rahang, yang jauh lebih kuat daripada (rahang) manusia modern," kata rekan peneliti, Cicero Moraes, seorang pakar grafis Brasil.

Moraes mengatakan, ketika dia mengamati tengkorak itu untuk pertama kalinya, ia terkesan dengan strukturnya. "Dan pada saat yang sama ingin tahu bagaimana bentuknya setelah mendekati wajah," kata dia.

Dengan menyatukan gambar secara digital dalam proses yang dikenal sebagai fotogrametri, para peneliti menciptakan dua model 3D wajah virtual pria tersebut. Yang pertama adalah gambar hitam-putih dengan mata terpejam dalam keadaan netral, dan yang kedua adalah pendekatan yang lebih artistik yang menampilkan seorang pemuda dengan rambut hitam acak-acakan dan janggut yang dipangkas.

"Secara umum, orang berpikir bahwa perkiraan wajah berfungsi seperti di film-film Hollywood, di mana hasil akhirnya 100 persen sesuai dengan orang dalam kehidupan (nyata). Pada kenyataannya, tidak seperti itu. Apa yang kami lakukan adalah memperkirakan apa yang bisa menjadi wajah, dengan data statistik yang tersedia dan hasilnya adalah struktur yang sangat sederhana," kata Moraes.

Namun, kata dia, penting untuk memanusiakan wajah individu ketika bekerja dengan karakter sejarah. Sebab, dengan melengkapi struktur dengan rambut dan warna, identifikasi dengan publik akan lebih besar. "Membangkitkan minat dan (siapa tahu) keinginan untuk belajar lebih banyak tentang subjek tertentu atau arkeologi (dan) sejarah secara keseluruhan," tambahnya.

Para peneliti berharap dengan melihat manusia purba ini dapat membantu para arkeolog lebih memahami bagaimana manusia berevolusi dari waktu ke waktu. “Fakta bahwa individu ini berusia lebih dari 30.000 tahun menjadikannya penting untuk memahami evolusi manusia,” kata Santos. Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -