Perang Antariksa, Satelit Cina Dituding Mengintai Satelit AS
ANTARIKSA -- Tongxin Jishu Shiyan Weixing-3 (TJS-3) yang diklaim sebagai satelit eksperimen komunikasi dikirim ke orbit geostasioner pada akhir 2018. Ia kemudian meluncurkan subsatelit kecil yang kemungkinan untuk membantu menguji kemampuan TJS-3.
Space.com pada Jumat, 3 Maret 2023 merilis, data orbit mengungkapkan TJS-3 milik Cina telah mendekati satelit Amerika Serikat (AS) dalam beberapa bulan terakhir. Contohnya, catatan akun Twitter Orbital Focus yang menyatakan satelit TJS-3 melayang di sepanjang sabuk geostasioner, lalu berhenti sejenak untuk mengintai satelit USA 233 dan USA 298 dari jarak dekat. Keduanya dianggap sebagai satelit komunikasi militer yang dioperasikan oleh Angkatan Luar Angkasa AS .
Satelit di orbit geostasioner (GEO) beroperasi pada ketinggian 22.236 mil atau 35.786 kilometer di atas permukaan Bumi. Kecepatannya yang sesuai dengan rotasi planet membuatnya tampak tetap berada di satu titik. Orbit ini sangat berharga karena digunakan untuk komunikasi dan tujuan lainnya.
Pada saat yang sama, pesawat ruang angkasa yang menaikkan atau menurunkan orbitnya beberapa puluh mil dari titik itu bisa melayang ke barat atau timur sehingga mendekati satelit lainnya. Hal itu memungkinkan satelit melewati satelit lain dan mengamatinya. Dasbor Satelit, alat web yang menyusun dan menganalisis data space situational awareness (SSA), mengungkapkan, TJS-3 mendekat sampai 6,2 km dari satelit USA 233 pada 31 Oktober 2022.
Satelit AS, Rusia, dan Cina memang semakin intens mengintai satu sama lain di GEO dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menggunakan pendekatan jarak dekat untuk mendapatkan gambar dan data. Hal itu telah mengarah pada tujuan mempelajari pesawat ruang angkasa satu sama lain dan menguji kemampuan counterspace dan SSA mereka.
Menurut Space.com, masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana satelit TJS-3 Cina. Namun, AS dipastikan akan mengawasi pergerakannya dengan cermat.